Friday 20 April 2012

Kriteria Kepribadian Bagi Seorang Pembimbing

KRITERIA KEPRIBADIAN BAGI SEORANG PEMBIMBING

Mengingat apa yang telah disebutkan diatas, menjadi pembimbing (konselor) profesional tidaklah mudah. Pertama-tama konselor harus menghayati pengertian dasar bimbingan dan konseling serta asas-asasnya dan kedua dituntut untuk mampu melaksanakan usaha pelayanan sesuai dengan pengertian dan asas-asas tersebut. Disamping itu ada sepuluh hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kriteria kepribadian bagi seorang pembimbing, yaitu :
  • P  = Perangai
  • E  = Emosi
  • M = Mandiri - kemandirian
  • B  = Bobot
  • I   = Integritas
  • M = Mawas - kearifan
  • B  = Berani – keberanian
  • I   = Intelegensi
  • N  = Nalar
  • G  = Gagasan

Pertama-tama seorang pembimbing atau konselor harus berperangai yang setidak-tidaknya wajar, dan kalau dapat, patut dicontoh. Alangkah janggalnya kalau ada seorang yang disebut pembimbing atau konselor tapi berperangai tidak senonoh. Perangai yang baik itu perlu diiringi oleh emosi yang stabil, tenang dan kalau mungkin memberikan kesejukan terhadap suasana bimbingan atau konseling yang diciptakan pembimbing. Perangai dan emosi pembimbing ini merupakan dasar bagi terwujudnya suasana bimbingan yang baik.
Kemandirian pembimbing dituntut apabila ia hendak membantu si terbimbing atau klien untuk dapat mandiri. Kemandirian ini selanjutnya diberi wajah atau bobot pembimbing sebagai orang yang patut dimintai bantuan, dan karya-karya pembimbing tersebut. Selanjutnya penampilan kemandirian dan bobot pembimbing akan sekaligus menampilkan integritas atau keterpaduan kepribadiannya. Apakah pembimbing itu benar-benar telah dewasa, matang, stabil dan terintegrasi secara mantap?

Ciri lain dari pembimbing ialah mawas : mawas diri sendiri, mawas lingkungan dan mawas pribadi orang yang dibimbingnya. Kemampuan mawas diri dan lingkunganya akan menjadikan pembimbing itu lebih arif dan bijaksana, sedangkan kemampuan mawas pribadi yang dibimbingnya akan memungkinkan pembimbing menerima orang itu sebagaimana adanya dan mampu melihat kekutan-kekuatan orang itu disamping kelemahan-kelemahannya.

Pembimbing perlu berani. Pertama, berani memasuki usaha bimbingan dan konseling yang menampilkan pribadi-pribaditanpa topeng bukanlah pekerjaan yang mudah. Kedua, berani mengisi usaha bimbingan dan konseling dengan tehnik dan materi tertentu. Tentu saja keberanian yang dimaksudkan di sini bukanlah keberanian yang asal berani saja, melainkan keberanian yang disertai dengan kesiapan yang matang, yaitu terutama sekali kesiapan dalam membuka diri dan kesiapan dalam memperkecil kemungkinan resiko kegagalan sampai seminimal mungkin.

Terakhir, pembimbing perlu memiliki intelegensi cukup tinggi. Usaha seperti diuraikan diatas jelaslah memerlukan pemikiran yang tidak ringan dan memerlukan upaya yang tidak sedikit. Orang-orang yang berintelegensi cukup tinggi akan mampu memikirkan dan mengelola suasana yang dapat dimanfaatkan orang lain untuk mengubah tingkah lakunya. Selanjutnya, intelegensi yang cukup tinggi akan memungkinkan pembimbing dapat menalar dengan baik dan dapat menelurkan berbagai gagasan yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA :
  • Dadang S. dan Sunaryo K (1980), Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung : Publikasi Jurusan BP FIP IKIP Bandung.

Tags : Kriteria Kepribadian Bagi Seorang Pembimbing, Kepribadian Bagi Seorang Pembimbing