Monday 30 April 2012

Bimbingan Konseling Pada Pendidikan Formal

EKSISTENSI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING PADA PENDIDIKAN FORMAL  SMP / MTS

Eksistensi program bimbingan dan konseling pada pendidikan formal di SMP/Madrasah sudah diakui keberadaannya, hal ini terbukti dari dikeluarkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Luluusan untuk Satuan Penndidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Mendiknas No. 24 tahun 2006.

Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal penting diantaranya bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP. Didalam KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga komponen yaitu;
  1. Mata Pelajaran
  2. Muatan Lokal
  3. Pengembangan Diri


Dalam komponen Pengembangan Diri sebagaimana dimaksud dalam KTSP merupakan wilayah komplementer antara guru dan konselor. Eksistensi program bimbingan dan konseling pada pendidikan formal di SMP/Madrasah sudah cukup berjalan dengan baik, hal ini terbukti dengan sudah berjalannya layanan-layanan pada bimbingan dan konseling.

Mengingat para peserta didik di SMP sebagian besar adalah remaja awal yang memiliki karakteristik dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Adapun tugas-tugas perkembangan peserta didik di SMP tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tugas Perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi topik-topik ;
  • Memahami secara lebih luas dan mendalam, meyakini dan menjalankan kaidah-kaidah agama yang dianutnya (Bimbingan Pribadi).
  • Memahami, menjalankan, hubungan sosial berdasarkan kaidah-kaidah agama yang dianut (Bimbingan sosial).
  • Memahami dan mewujudkan kegiatan-kegiatan belajar sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama (Bimbingan belajar).
  • Memahami dan menjalankan kaidah-kaidah agama dalam pengarahan diri untuk pengembangan karir.
2. Tugas Perkembangan mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, meliputi topik-topik ;
  • Memahami dan menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri (Bimbingan Pribadi)
  • Memahami dan menjalankan pola hidup sehat (Bimbingan Pribadi)
  • Memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial serta bersikap empati kepada orang lain yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis (Bimbingan Sosial)
  • Memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar serta mampu mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar (Bimbingan Belajar)
  • Memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir serta mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir (Bimbingan Karir)
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
  • Memahami, menerima dan menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita (Bimbingan Pribadi)
  • Mampu menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sesaui perannya sebagai pria atau wanita (Bimbingan Sosial)
  • Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar (Bimbingan Belajar)
  • Memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir dan memahami bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir
4. Tugas perkembangan ; memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
  • Memahami dan menjalankan nilai dan cara bertingkah laku pribadi dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (Bimbingan Pribadi)
  • Memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (Bimbingan Sosial)
  • Memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar serta mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar
5. Mengenal bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni
  • Memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki dan arah kecenderungan karir sesuai dengan bakat dan minat (Bimbingan Pribadi)
  • Mengenal aspek-aspek sosial terhadap kemampuan , bakat dan minat (Bimbingan Sosial)
  • Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan karir dan dalam apresiasi seni (Bimbingan Sosial)
  • Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar serta pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar (Bimbingan Belajar)
  • Memahami pengaruh kemampuan, bakat dan minat terhadap karir (Bimbingan Karir)
  • Mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat (Bmbingan Karir)
  • Mampu mengapresiasi berbagai jenis karir dalam bidang seni (Bimbingan Karir)
6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan / atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
  • Memiliki kesadaran dan dorongan yang kuat untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi program sekolah
  • Memiliki kesadaran dan dorongan untuk melanjutkan pelajaran pada tingkat yang lebih tinggi
  • Memiliki kesadaran dan dorongan untuk mempersiapkan karir yang cocok bagi dirinya (Bimbingan Pribadi)
  • Memiliki kesadaran dan dorongan untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat (bimb. sosial)
7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
  • Memiliki gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi (Bimbingan Pribadi)
  • Memiliki gambaran tentang sikap yang seharusnya diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi (Bimbingan Pribadi)
  • Memiliki kesadaran dan dorongan untuk melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri, emosional, sosial, dan ekonomi. Motivasi untuk melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri, emosional, sosial dan ekonomi.(bimbingan Pribadi)
8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.
  • Memiliki kesadaran ada dan perlunya sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat. (Bimbingan Pribadi)
  • Memiliki dorongan yang kuat untuk berperilaku sesuai dengan sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat.(Bimbingan Pribadi)
  • Memahami aspek-aspek sosial dalam sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. (Bimbingan Sosial)
  • Memahami pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara dalam kegiatan belajar. (Bimbingan Belajar)
  • Memahami pengaruh sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara dalam kegiatan belajar (Bimbingan Karir).
Kedelapan tugas perkembangan peserta didik SMP itu merupakan kompetensi yang harus dikuasai secara optimal. Untuk pencapaian kompetensi secara optimal ini diperlukan kerjasama tiga pilar pendidikan yakni manajemen, pengajaran, dan bimbingan dan konseling. (Juntika Nurhasan, 2000 : 2).
Dikaitkan dengan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, maka sistem layanan bimbingan dan konseling di SMP tidak mungkin terselenggara dengan baik dan pencapaian kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sulit diupayakan apabila tidak memiliki manajemen bermutu dan tidak dilakukan secara jelas dan terarah, faktual dan sistematis.

Dalam konteks inilah keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi urgen disamping proses pembelajaran. Bahkan saat ini tige pilar pendidikan (pembelajaran, bimbingan dan konseling, dan manajemen/supervisi) menjadi sangat urgen untuk dikelola secara koordinatif, kooperatif dan sinergis, agar mendorong pencapaian kompetensi peserta didik secara optimal.

Secara garis besar program bimbingan dan konseling di SLTP hendaknya berorientasi kepada :
  1. Bimbingan belajar, karena cara belajar di SLTP berbeda dengan di SD.
  2. Bimbingan tentang hubungan muda-mudi, karena pada usia ini mereka mulai mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981).
  3. Pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya (peer group), maka program bimbingan hendaknya juga menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan sosial.
  4. Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun.
  5. Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia pendidikan.
  6. Dalam konteks pembelajaran Standar Kompetensi ini disebut Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling Standar Kompetensi ini dikenal dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian (SKK), yang di dalamnya mencakup sepuluh aspek perkembangan individu (SD dan SLTP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SLTA dan PT). 

DAFTAR PUSTAKA :