Monday 21 May 2012

Masa kejayaan pendidikan Islam

MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

Masa ini dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin. Masa dulu pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap rintangan dan pola budaya yang berkembang dari bangsa yang baru memeluk agama islam. Tapi sekarang terus merupakan jawaban tiap tantangan kemajuan budaya islam itu sendiri yang berjalan pesat. Ada dua faktor yang mempengaruhi kebudayan , yaitu ; Faktor Interen, yaitu yang dibawa dari ajaran islam itu sendiri dan Faktor Exsteren, yaitu yang dibawa dari luar ajaran islam.

1. Berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam

Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenal sebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia islam sebenarnya telah berkembang lembag-lembaga pendidikan islam yang bersifat nonformal.

Diantara pendidikan islam yang bersifat nonformal tersebut adalah

a. Kutab sebagai lembaga pendidikan dasar

Kutab atau maktab berasal dari kata dasar kutaba yang berarti menulis atau tempat belajar menulis. Sebelum datangnya islam kutab telah ada di negri arab, walaupun belum banyak dikenal, diantara penduduk mekkah yang mula-mula belajar huruf arab ialah Sufyan Ibnu Umayah Ibnu Abdu Syams dan Abu Qhais Ibnu Abdi Manaf Ibnu Zuhro Ibnu Kilat. Keduanya mempelajarinya di negri hira.

Sewaktu agama islam diturunkan Allah sudah ada diantara sahabat yang pandai menulis dan membaca. Kemudian tulis baca itu mendapat tempat dan dorongan yang kuat dalam islam, sehingga berkembang sangat luas dalam kalangan umut islam. Ayat al-quran yang pertama diturunkan telah memerintahkan untuk membaca dan membarikan gambaran bahwa membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam pengambangan ilmu pengetahuan dalam pandangan islam.

b. Pendidikan rendah di istana

Timbulnya pendidikan rendah di istana untuk anak-anak para pejabat adalah berdasarkan pemikiran bahwa pendidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu menyiapkan tugas-tugasnya kelak setelah ia dewasa. Atas pemikiran tersebut Khalifah dan keluarganya serta para pembasar istana lainya berusaha menyiapkan agar anak-anaknya sejak kecil sudah diperkenalkan dengan lingkungan dan tugas-tugas yang akan diembannya nanti.

Pendidikan anak-anak di istana berbeda dangan pendidikan anak-anak di kutab pada umumnya. Di istana para orang tua murid (para pejabat istana) adalah yang membuat rencana pelajaran tersebut selaras dengan anaknya dan tujuan yang dikehendaki oleh orang tuanya.

Contoh dari rencana pelajaran dan petunjuk-petunjuk yang dikemukakan oleh para pembesar istana kepada pendidik anak-anaknya agar dijadikan pedoman sebagai berikut ;

Berkata Amru Ibnu Utbah kepada pendidik putranya ; “kerjamu yang pertama untuk memperbaiki putra-putriku ialah memperbaiki dirimu sendiri karena mata mereka selalu tertuju kepadamu.
Harun Al-Rasyid telah mengajukan rencana pelajaran bagi putranya (Al-Amin) dengan mengatakan sebagai berikut ; ”hai Ahmar sesungguhnya Amirul Mu’minin telah memberikan kepadamu buat hatinya, maka jadikanlah tanganmu terbuka kepadanya dan ketaatannya kepadamu wajib”.

c. Toko-toko kitab

Pada permulaannya masa Daulah Bani Abasiyah dimana ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam sudah tumbuh dan berkembang dan diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, maka berdirilah toko-toko kitab. Pada mulanya toko-toko kitab tersebut berfungsi sebagai tempat berjual beli kitab yang telah ditulis dengan berbagai macam ilmu pengatahuan yang berkembang pada masa itu. Dengan demikian toko-toko kitab tersebut telah berkembang fungsinya bukan hanya sebagai tempat berjual-beli kitab saja, tetapi juga merupakan tempat berkumpulnya para ulama, pujangga dan ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya untuk berdiskusi, berdebat dan bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah.

d. Rumah-rumah para ulama ahli ilmu pengetahuan

Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untuk tempat memberikan pelajaran namun pada zaman kejayaan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayan islam, banyak juga rumah-rumah para ulama dan para ahli ilmu pengetahuan menjadi tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Diantara rumah para ulama terkenal yang menjadi tempat memberikan pelajaran adalah rumah Ibnu Sinah, Al-Ghazali, Ali Ibnu Muhammad Al-Fasihi, Yakub Ibnu Kilis, wazir Khalifah Al-Aziz Billah Al-Fatimy dan lainnya. Dan Ahmad Syalab mengemukakan bahwa, dipergunakannya rumah-rumah tersebut adalah karena terpaksa dalam keadaan dalurat. Contoh rumah Al-Ghazali berhenti mengajar karena ingin menjalankan kehidupan sufi.

e. Majelis

Dalam majelis adalah suatu majelis khusus yang diadakan oleh khalifah-khalifah untuk membahas dalam bebagai macam ilmu pengetahuan. Majelis ini dimulai pada masa khalifah Al-Rasyidin yang biasa memberi ketua-ketua dan diskusi dengan para sahabat untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa itu. Pada masa Harun Al-Rasyid (170-193H) majelis sastra ini mengalami kemajuan yang luar biasa karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengatahuan dan juga cerdas sehingga khalifah aktif didalamnya. Disamping itu dunia islam juga diwarnai dengan perkembangan dan negara aman tenang dalam masa pembaharuan.

f. Badi’ah (padang pasir desa tempat tinggal Padwi)

Sejak berkembang kuatnya islam dan bahasa arab digunakan sebagai bahasa pengantar sejak berkembangnya umat islam. Maka bahasa arab cendrung kehilangan keasliannya. Disamping itu di badi’ah berdiri ribat-ribat atau zawiyah yang merupakan pusat kegiatan dari ahli sufi . Disanalah para sufi mengembangkan metode khusus dalam mencapi ma’rifat, suatu tingkat ilmu pengetahuan yang paling tinggi tingkatannya.

g. Rumah sakit

pada zaman jayanya kemajuan dan kebudayaan islam dalam rangka menyebarkan ajaran islam banyak didirikannya rumah sakit oleh khalifah dan para pembesar-pembesar negara. Rumah sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat, tetapi juga menjadi tempat mendidik. Tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawat dan pengobat mereka menjadikan penelitian, percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan.

h. Perpustakaan

Pada zaman perkembangan ilmu pengatahuan dan kebudayaan islam, buku mempunyai nilai yang sangat tinggi. Buku digunakan sebagi sumber informasi, berbagi macam ilmu pengetahuan yang ada dan telah dikembangkan oleh para ahlinya. Disamping itu perkembangan perpustakaan yang bersifat umum yang diselenggarakan oleh pemerintah atau wakaf dari ulama sarjana di baitul Baghdad yang didirikan oleh khalifah harun Al-Arasyid adalah merupakan suatu contoh dari perpustakaan islam yang lengkap yang berisi ilmu-ilmu agama islam dan berbagai macam ilmu pengetahuan.

i. Masjid

Masjid dalam dunia islam sepanjang sejarahnya tetap memegang peranan yang pokok, disamping fungsinya sebagai tempat berkomunikasi dengan tuhan juga sebagai tempat lembaga pendidikan dan juga tempat berkumpulnya umat muslim.

2. Sistem Pendidikan Di Sekolah-Sekolah

Timbulnya lembaga pendidikan formal dalam bentuk sekolah adalah merupakan pengembangan semata-mata dari system pengajaran dan pendidikan yang telah berlangsung di masjid-masjid yang sejak awal telah berkembang dan telah dilengkapi dengan sarana-sarana untuk mempelancar pendidikan dan pengajaran didalamnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah diluar masjid adalah
  • Khalakah-khalakah (langkaran) untuk mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling mengganggu disamping mengganggu orang yang beribadah ke masjid.
  • Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan baik mengenai agama maupun umum maka semakin banyak diperlukannya khalakah (langkaran-lingkaran pengajaran) yang tidak mungkin keseluruhan tertompang dalam ruang masjid.

3. Puncak Kemajuan Ilmu Dan Kebudayaan Agama Islam

Sebagai mana telah dikemukakan bahwa tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayan islam adalah sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar. Dalam bidang filsafat ketuhanan atau teologi, perkembangan ilmu kalam dengan berbagai macam pola pikiran, timbullah pula berbagai macam aliran dalam ilmu kalam yang mempunyai pola pemikiran yang bersifat memedukan pola fikir rasional sebagai mana yang tampak pada aliran matu radio. Disamping aliran teologi biasa mempunyai corak khusus sebagaimana yang dikembangkan oleh golongan syi’ah. Semua aliran fikiran tersebut selalu berusaha untuk saling berebut dan mendapatkan dukungan dari pemeritah dan filsafat ilmiah yang berasal dari luar islam mendapatkan tempat dalam dunia islam.

Henri Marginon dan David telah mendaftarkan cabang ilmu pengetahuan yeng telah dikembangkan sebagai hasil perkembangan fikiran yang ilmiah dikalangan kaum muslimin pada masa jayanya. Yang kemudian berangsur-angsur berpindah kedunia barat adalah sebagai berikut ;
  • Dalam bidang matematika,telah dikembangkan oleh para sarjana muslim berbagai macam ilmu pengetahuan,seperti teori ilmu bilangan, aljabar, geometrid dan trigonometri.
  • Dalam bidang fisika, mereka telah berhasil mengembangkan ilmu mekanik dan optika.
  • Dalam bidang kimia, telah berkembangnya ilmu kimia
  • Dalam bidang astronomi, kaum muslimin telah memiliki ilmu mekanika benda-benda langit.
  • Dalam bidang goelogi, para ahli pengetahuan muslim telah mengembangkan geodisi, mineralogy dan meteorology.
  • Dalam bidang biologi, mereka telah memiliki ilmu psikologi, anatomi, betani, embriologi dan patologi.
  • Dalam bidang sosial, telah berkembangnya ilmu politik.

Demikianlah singkatnya dunia islam pada masa jayanya yang dihiasi dengan berbagai unsur-unsur kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagi taman yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dan dengan berbagai macam buah dan isi didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA :



Tags: Masa kejayaan pendidikan Islam, Pendidikan Islam, berkembangnya lembaga pendidikan Islam, puncak kemajuan ilmu dan budaya pendidikan Islam