Tuesday, 29 May 2012

Strategi dan inovasi pembelajaran siswa SD

STRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN SISWA SD

Ibarat seorang jenderal dalam kemiliteran, guru dituntut memiliki siasat atau strategi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Strategi dalam belajar mengajar dimaksudkan untuk mensiasati anak didik agar terlibat aktif belajar. Kemampuan guru dalam memahami dan mengimplementasikan strategi (mengajarnya) merupakan hal yang sangat penting dalam semua peristiwa belajar mengajar.

Kata Strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau strategus. Strategos berarti jenderal atau perwira negara (state officer). Jenderal inilah yang bertanggungjawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan, begitupun tanggungjawab guru dalam kelas mensiasati anak didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran peserta didiknya.untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran peserta didik,dalam hal ini pembelajaran untuk siswa SD.

Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagai situasi, termasuk situasi pendidikan.Implementasi konsep strategi dalam kondisi belajar mengajar ini sekurang – kurangnya melahirkan pengertian berikut.
  • Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapandan sumber daya pendidikanyang tersedia untuk mencapai trujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.
  • Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola prosese belajar mengajar untuk mencapaio tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
  • Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan - tujuan belajar.
  • Strategi merupakan pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan belajar mengajar .

Perlu dijelaskan pula, bahwa strategi belajar mengajar bukan desain instruksional seperti PPSI (Prosedur pengembangan sistim instruksional), Satpel (Satuan Pelajaran) atau sejenisnya, Strategi belajar mengajar lebih luaas dari semua itu. Mempertimbangkan suatu strategi bearti mencari dan memilih model dan pendekatan proses belajar mengajar yang didasarkan atas karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik dan kondisi lingkungan serta tujuan yang akan dicapai.

Dengan kata lain strategi belajar mengajar merupakan siasat guru untuk mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan komponen komponen lain dari sistem instruksional secara konsisten.

Berbicara strategi belajar mengajar, tidak bisa dipisahkan dengan metode mengajar. Karena metode ini merupakan cara–cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Sunaryo (1995) menunjukan adanya pola dasar yang menjadi rujukan dalam rangka implemetasi DAP (Developmentally Appropriate Practice).

Sebenarnya metode mengajar yang dapat dipelajari guru sesuai dengan pola dasar tersebut adalah demikian banyak. Akan tetapi yang akan diperkenalkan paling tidak dengan 10 metode mengajar, yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pemberian tugas, demonstrasi, simulasi, inkuiri dan metode pengajaran unit-pembelajaran terpadu.

Dalam kesempatan ini penulis akan menyampaikan dua metode terakhir yaitu metode inkuiri dan metode pengajaran unit. Karena metode ini merupakan metode yang relatif baru yang diperkenalkan kepada guru-guru bersamaan dengan meluasnya CBSA. Metode inkuiri disebut juga metode penemuan yang sangat penting untuk dilakukan peserta didik usia sekolah dasar.

Metode inkuiri ini dapat dirancang penggunaannya oleh guru menurut kemampuan mereka atau menurut tingkat perkembangan intelektualnya. Bukankah mereka memiliki sifatnya yang aktif ingin tahu yang besar, terlibat dalam suatu situasi secara utuh dan reflek terhadap sesuatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan inpormasi dengan aktif tanpa bantuan guru. Metode penemuan melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka pengembangannya. Metode ini memungkinkan para peserta didik menentukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Adapun tujuan metode penemuan adalah :
  • Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
  • Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
  • Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
  • Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

Alasan penggunaan metode penemuan :
  • Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
  • Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi dari lingkungan sekitar.
  • Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
  • Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.

Kekuatan metode penemuan

Kekuatan metode inkuiri adalah :
  • Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh peserta didik sendiri.
  • Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuannya yang diperoleh.
  • Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas penyediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para peserta didik.
  • Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya.
  • Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar karena peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

Metode Pengajaran Unit

Metode pengajaran unit amatlah sesuai dilihat dari pendekatan DAP karena melalui pengajaran ini keunikan atau keragaman dan berbagai tingkatan perkembangan peserta didik dapat diakomodasikan. Pengajaran bisa menjadi lebih terbuka dengan tersedianya berbagai kesempatan bagi si anak memiliki kegiatan belajar. Suatu pengajaran unit bisa menjadi ”harinya” bagi si anak.

Pengajaran unit lebih dikenal dengan istilah ”unit teching” merupakan pengajaran yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode pengajaran unit didefinisikan sebagai cara penyajian pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahanya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam perkembangan terakhir ini pengajaran unit sering diungkapkan sebagai pembelajaran berkorelasi atau pembelajaran terpadu.

Terdapat beberapa jenis pemecahan masalah dalam pengajaran unit yaitu :
  • Keterhubungan antar dua atau lebih masalah, konsep, keterampilan, tugas, atau ide-ide lain di dalam satu bidang study yang
    dikenal dalam pembelajaran terpadu sebagai Model Terhubung. ( Connetec; Model )
  • Jaringan topik yaitu pemecahan masalah yang melibatkan penetapan tema dan beberapa topik atau sub tema dalam berbagai bidang study, yang dalam pembelajaran terpadu dikenal sebagai model Jaring Laba-Laba ( Webbel; Model)
  • Lintas bidang study yaitu pemecahan masalah yang melibatkan adanya perioritas kurikuler dan menemukan pengetahuan atau konsep keterampilan dan sikap yang tumpang tindih ( Operlapping ) dari bebarapa bidang study yang dalam pembelajaran terpadu dikenal dengan sebutan Model Terpadu itu sendiri ( Integrated Model).

Adapun tujuan dan penggunaan metode pengajaran unit adalah :
  • Melatih peserta didik berpikir komperehensif dengan cara mengkaji dan memecahkan permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai aspek.
  • Melatih peserta didik menggunakan keterampilan proses atau metode ilmiah dengan pemecahan msalah.
  • Terbentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu, menghargai waktu dan menghargai pendapat orang lain.
  • Melatih peserta didik agar memiliki kemampuan merencanakan mengorganisasi dan memimpin suatu kegiatan.
  • Mengembangkan keterampilan berkomonikasi.

Kekuatan dan Keterbatasan Metode Pengajaran Unit

A. Kekuatan Metode Pengajaran Unit

Berbagai kekuatan penggunaan Metode Pengajaran Unit ini, adalah :
  • Membantu peserta didik lebih berpikir komperehensif.
  • Memperluas wawasan peserta didik dalam ilmu pengetahuan dengan keanekaragaman sumber informasi.
  • Memperhatikan karaktersitik peserta didik secara khusus.
  • Menciptakan iklim demokratis dalam belajar dimana peserta didik dapat menentukan rencana bersama guru tentang topik yang akan dibahas.
  • Pengajaran unit disesuaikan dengan tingkat perkembangan minat dan bakat peserta didik sehingga pengajaran akan lebih bermakna.

B. Keterbatasan Metode Pengajaran Unit

Adapun berbagai keterbatasan kegunaan metode ini adalah :
  • Sulit menentukan topik yang sesuai dengan minat, bakat dan perkembangan anak.
  • Memerlukan kecakapan khusus dalam melaksanakan pengajaran unit.
  • Memerlukan biaya yang cukup besar.
  • Memerlukan waktu yang cukup lama.
  • Kemungkinan pemecahan masalah yang kabur dan dangkal karena ditinjau dari berbagai disiplin ilmu dan tidak semua disiplin ilmu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA :