Sunday, 29 April 2012

Induksi Dan Deduksi

Ada dua cara berpikir yang dapat di gunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu melalui dua jalan atau dua pola dasar, antaralain :

A. Induksi

Induksi adalah  proses berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau pristiwa-pristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti :
  • Besi di panaskan memuai
  • Seng di panaskan memuai
  • Emas di panaskan memuai
  • Perak di panaskan memuai
  • Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
  • Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai.
Cara penalaran Induksi ada dua keuntungan adalah sebagai berikut :
  1. Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus indivudual
  2. Pernyataan yang di hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara Induktip dan Deduktip
Ada dua macam Induktif adalah sebagai berikut :

a. Induksi sempurna 

Jika putusan umum itu merupakan penjumlahan dari putusan khusus, maka Induksi itu sempurna misalnya :
Jika dari masing-masing Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui bahwa ia warga Negara Indonesia. Maka dapat diadakan putusan (umum) semua Mahasiawa Fakultas itu warga Negara Indonesia.

b. Induksi tidak Sempurna 

Jika putusan umum dari Induksi yang bukan merupakan penjumlahan, melainkan seakan-akan loncatan dari yang khusus kepada yang umum, itulah Induksi yang tidak sempurna.
Induksi tidak sempura ada dua macam lagi demi sifat yang di milikinya dalam kekuatan putusan yang ternyata :
  1. Dalam ilmu alam (sciences) utusan yang tercapai melalui Induksi tidak sempurna berlaku umum, mutlak, jadi tak ada kecualinya. Hukum air mengenai pembekuannya tak mengizinkan pengecualiannya. Tidak ragu-ragu ilmu berani meramalkan tentang pembekuan itu.
  2. Ketika ilmu mempunyai objek yang terjadi bisa kena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan Ilmu, maka pula hal lainnya. Ilmu tersebut di namakan Ilmu sosial serta objek penyelidikannya terpengaruhi oleh kehendak manusia.
B. Deduksi

Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti: 
  • Semua makhluq yang bernyawa pasti mati
  • Manusia adalah makhluq yang bernyawa
  • Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa
  • Hewan adalah makhluq yang bernyawa
  • Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :

1. Sistem Tertutup 

Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;

a. Gambar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar) serata ,merima semua dalil dan batasan tentang garis lurus dan garis sejajar, maka denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang berhadapan itu sama. Dalam contoh ini semua premis (titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu di ragukan lagi. 

b. Jumlah ketiga sudut sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180 derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan terfsebut.

2. Sistem Terbuka 

Suatu kesimpulan itu pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang mengatakan sebaliknya itu salah.

Contoh

Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang lain di tariklah suatu kesimpulan yang umum : berenang di dalam air yang kotor menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang akan kena penyakit? Mungkin, Tetapi, Belum tentu !

C. Pedoman Kerja 

Hasil yang di harapakan dari logika adalah agar kita cakap berpikir sendiri dan bersikap logis serta kritis. Sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan mengkritik serba suka menentang dan menantang melainkan berpikir dulu, mengidentipikasi duduknya perkara, menyelidiki dulu dan tidak begitu saja menerima suatu pendapat atau penjelasan-penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar.

D. Sepuluh Pedoman Penalaran 
  1. Pikirkan sendiri
  2. Pikir dulu sebelum bartindak
  3. Pikirkan secara objektip
  4. Pikirkan dua kali
  5. Pikrlah untik jangkah panjang
  6. Bersikap terbuka
  7. Bersikap kritis
  8. Bersikap optimis
  9. Bersikap jujur
  10. Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan berencana
DAFTAR PUSTAKA

1. H. Mundiri. 2005. Logika. Jakarta: Raja Grafindo Persada
2. Poedja Wijatna. 1994. Logika Pilsafat Berpikir. Jakarta: Rineka Cipta
3. Poespo Praja. 1995. Logika Ilmu Menalar. Jakarta: Raja Grafik



Tags : Induksi Deduksi, macam-macam induksi, sistem penalaran deduksi, pedoman penalaran